lama kita sudah tidak berjumpa kawan, dahulu aku sering mendatangimu disaat-saat kesedihan menggantung bersama hati, kau menjadi pendengar setia. Tak banyak berubah dariku kawan, masih tetap bersama kesedihan tanpa air mata yang kutuliskan di tubuh putih mu ini. Maafkan kesombonganku selama ini karena melupakanmu untuk waktu yang cukup lama, bukan aku tak mau berkunjung tapi aku terlalu sibuk memikirkannya, dia yang sekarang yang menjadi penggantimu, harusnya.
Aku bertemu dia beberapa bulan yang lalu, disaat kesedihan menggelayutiku dia datang dalam imajinasi liar yang menghantarkanku memberanikan diri menghampirinya. Saat itu aku berpikir dia adalah sosok yang mampu mengobati luka kecil akibat kerikil dunia yang tak mampu kutepis. Aku berpikir bahwa tuhan menitipkannya sebagai pengobat luka dan dia berhasil karena rasa sakit itu terlupakan. saat itu.
Kini aku bersamanya kawan, dengan sejuta perasaan yang sulit kugambarkan dalam sketsa cerita kehidupanku yang hanya mampu kau mengerti. Banyak harapan dan keinginan yang pernah kuceritakan padamu mungkin kini belum bisa kubawa berlari bersamanya. Dia makhluk yang berbeda denganmu, dia punya dunia yang sulit kuhinggapi dengan sejuta warna yang berbeda, mungkin.
Maafkan aku kawan, kini aku mengunjungimu masih dengan membawa warna kesedihan yang tertitipkan untuk kubagi denganmu. Aku tak tau harus menghempaskan ini kemana, takkan mungkin dengan kepalan tangan karena aku pernah atau ditukar dengan nyawa jika tuhan menghalalkan, akan kulakukan.
Aku mencintainya, kawan. mohon sampaikan.
Aku bertemu dia beberapa bulan yang lalu, disaat kesedihan menggelayutiku dia datang dalam imajinasi liar yang menghantarkanku memberanikan diri menghampirinya. Saat itu aku berpikir dia adalah sosok yang mampu mengobati luka kecil akibat kerikil dunia yang tak mampu kutepis. Aku berpikir bahwa tuhan menitipkannya sebagai pengobat luka dan dia berhasil karena rasa sakit itu terlupakan. saat itu.
Kini aku bersamanya kawan, dengan sejuta perasaan yang sulit kugambarkan dalam sketsa cerita kehidupanku yang hanya mampu kau mengerti. Banyak harapan dan keinginan yang pernah kuceritakan padamu mungkin kini belum bisa kubawa berlari bersamanya. Dia makhluk yang berbeda denganmu, dia punya dunia yang sulit kuhinggapi dengan sejuta warna yang berbeda, mungkin.
Maafkan aku kawan, kini aku mengunjungimu masih dengan membawa warna kesedihan yang tertitipkan untuk kubagi denganmu. Aku tak tau harus menghempaskan ini kemana, takkan mungkin dengan kepalan tangan karena aku pernah atau ditukar dengan nyawa jika tuhan menghalalkan, akan kulakukan.
Aku mencintainya, kawan. mohon sampaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar